[Kuliah1, 27 Agustus 2011] (part I)
Pemecahan
masalah utama dari Object Oriented biasanya dengan penggambaran dalam bentuk
model. Model abstrak (semu) merupakan gambaran detail dari inti masalah yang
ada, umumnya sama seperti refleksi dari problem yang ada pada kenyataan.
Beberapa modeling tool yang dipakai adalah bagian dari dasar UML. UML
(Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan
grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO
(Object-Oriented). UML
adalah sebuah bahasa standard untuk pengembangan sebuah software
yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model-model, tetapi tidak
menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yang merupakan salah
satu proses implementasi pengembangan software. UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual
saja, namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman,
seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung ke
dalam sebuah object-oriented database. Begitu juga mengenai pendokumentasian
dapat dilakukan seperti; requirements, arsitektur, design, source code, project
plan, tests, dan prototypes.
UML terdiri atas beberapa
diagram, yaitu :
- Diagram Use Case
- Diagram Class
- Diagram Package
- Diagram Sequence
- Diagram Collaboration
- Diagram StateChart
- Diagram Activity
- Diagram Deployment
Tahap
pertama, pembentukan model. Model adalah gambaran abstrak dari
suatu dasar masalah. Dan dunia nyata atau tempat dimana masalah itu timbul bisa
disebut dengan domain. Model mengandung obyek-obyek yang
beraktifitas dengan saling mengirimkan messages (pesan-pesan). Obyek mempunyai
sesuatu yang diketahui (atribut /attributes) dan sesuatu yang dilakukan
(behaviors atau operations). Attributes hanya berlaku dalam ruang lingkup obyek
itu sendiri (state). Lalu “blue print” dari suatu obyek adalah Classes (kelas).
Obyek merupakan bagian-bagian dari kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar